internet addiction |
Aku kecanduan internet
Twiter facebook dan mbah google
Belum lagi youtube dan you ssst
Lalu situs-situs lainnya
Bangun tidur tidur lagi
Mencet sana mencet sini
Sudah nggak peduli lagi dengan yang lain
Kerjaan berantakan
Kewajiban melayang
Sakit pinggang leher dan mata
Duh kasihan deh aku
Ketawa-ketawa sendiri
Sedih-sedih, sedih sendiri
Marah-marah, marah sendiri, ya sendiri……
Twiter facebook dan mbah google
Belum lagi youtube dan you ssst
Lalu situs-situs lainnya
Bangun tidur tidur lagi
Mencet sana mencet sini
Sudah nggak peduli lagi dengan yang lain
Kerjaan berantakan
Kewajiban melayang
Sakit pinggang leher dan mata
Duh kasihan deh aku
Ketawa-ketawa sendiri
Sedih-sedih, sedih sendiri
Marah-marah, marah sendiri, ya sendiri……
Itulah potongan lagu
dari bang Iwan Fals yang berjudul Dajal Net. Terkadang ada benarnya lagu
tersebut karena saya sendiri mengalaminya .
Kecanduan dalam kamus
Besar Bahasa Indonesia dinyatakan sebagai kejangkitan pada suatu kegemaran
(hingga lupa hal-hal yang lain). Sedangkan dalam Medical-Dictionary kecanduan
dikatakan sebagai ketergantungan yang menetap dan komplusif pada suatu prilaku
atau zat.
Kecanduan juga bisa
dipandang sebagai keterlibatan terus-menerus dengan sebuah zat atau aktivitas
meskipun hal-hal tersebut mengakibatkan konsekuensi negatif. Kenikmatan dan
kepuasanlah yang pada awalnya dicari, namun perlu keterlibatan selama beberapa
waktu dengan zat atau aktivitas itu agar seseorang merasa normal.[1]
Menurut Lance Dodes
dalam bukunya yang berjudul “The Heart of Aadiction” (dalam Yee, 2002)
kecanduan sendiri ada dua jenis yang pertama Physical addiction yaitu
kecanduan yang berhubungan dengan alkhohol atau kokain, dan yang kedua non-physical addiction yaitu kecanduan yang tidak melibatkan alkhohol maupun
kokain, dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
kecanduan internet termasuk kecanduan non-physical addiction.
Istilah kecanduan berkembang dengan berjalannya waktu dan
kecanduan sendiri tidak hanya dikaitkan dengan zat atau obat-obatan terlarang
namun kecanduan sendiri dapat berupa kecanduan teknologi (Internet).
Internet yang sering
digeluti dan dipuja sebagai sebuah alat yang mampu menyediakan bebagai
informasi dan hiburan serta alat canggih pembantu kesuksessan bisnis, ternyata
dapat menimbulkan bahaya kecanduan (Komputek,1999a).
Sejak pemerintah mulai
mengembangkan internet pada tahun 1980an, jumlah pengguna internet terus
bertambah dan semakin meningkat. Pada tahun 2013 saja 71.19 juta pengguna internet di Indonesia,
penetrasi internet di Indonesia tahun 2013 adalah sebesar 28% dan pada tahun
2014 jumlah penetrasinya meningkat menjadi 34.9%.
Akses internet pun semakin
gampang tanpa menggunakan komputer, dari handphone yang biasa hingga smartphone dapat dengan mudah
mengakses internet.
Berdasarkan riset yang dilakukan APJII ( Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) pulau Jawa termasuk jumlah pengguna
internet terbesar sebanyak 52 juta pengguna kemudian Pulau Sumatra 18,6
juta, pulau Sulawesi 7,3 juta, Nusa
Tenggara Papua & Maluku 5,9 juta Pulau, Pulau Kalimantan 4,2 juta.
Dan Mayoritas pengguna
Internet di Indonesia berusia 18-25 tahun hampir setengah total jumlah pengguna
internet di Indonesia (49%).
Jejaring internet tidak
hanya bersifat menghubungkan, melainkan juga dapat menjadi perangkap bagi
penggunanya.
David Greenfield
menjelaskan mengapa internet mampu menghipnotis jutaan penggunanya. Internet
sangat menarik karena memuat warna, gerakan suara, ketidakterbatasan informasi ,
dan kesegaran respons. Daya tarik internet juga berlangsung ketika kita tidak
terhubung dengan internet. Orang yang memenuhi kriteria sebagai pecandu
internet dalam survei ini memiliki kemungkinan yang sangat besar untuk menemui
orang yang dikenalnya pertama kali di internet[2]
Ada tiga hal utama yang
menjadi pintu masuk keterlibatan seseorang dalam kecanduan internet, yakni
pornografi, game online, dan jejaring social.
Seorang Psikolog sekaligus
professor psikolog di University of Pittsburgh untuk menentukan apakah
seseorang sudah digolongkan sebagai
pecandu . Sintom sebagai berikut[3]:
1. Pikiran pecandu internet terus-menerus terjadi pada aktivitas berinternet dan sulit untuk dibelokkan ke arah lain.2. Adanya kecenderungan penggunaan waktu berinternet yang terus bertambah demi meraih tingkat kepuasan yang sama dengan yang pernah dirasakan sebelumnya.
3. Yang bersangkutan secara berulang gagal untuk mengontrol atau menghentikan penggunaan internet.
4. Adanya perasaan tidak nyaman, murung, atau cepat tersingung ketika bersangkutan berusaha menghentikan penggunaan internet.
Adanya kecenderungan untuk tetap on-line melebihi dari waktu yang ditargetkan.
5. Penggunaan internet itu telah membawa resiko hilangnya relasi yang berarti, pekerjaan, kesempatan studi, dan karier.
6. Penggunaan internet menyebabkan penggunaan membohongi keluarga, terapis, dan orang lain untuk menyembunyikan keterlibatannya berlebihan dengan internet.
7. Internet digunakan untuk melarikan diri dari masalah atau untuk meredakan perasaan-perasaan negatif seperti rasa bersalah, kecemasan, depresi, dan lain sebagainya.
Apakah anda juga kecanduan internet?? jawabanya hanya ada dalam diri anda sendiri.
SUMBER:
http://arisciafals.blogspot.co.id/2013/09/iwan-fals-dajal-net.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kecanduan
PUSKAKOM
dan APJII Profil Pengguna Internet Indonesia 2014
Jurnal
Universitas Indonesia Hubungan antara Literature
Jurnal
Psikologi Helly P. Soetjipto Pengujian Validitas Konstruk Kriteria Kecanduan
Internet
Jurnal Teologi dan Pelayanan Heman Elia Kecanduan Berinternet dan
Prinsip-Prinsip Untuk Menolong Pecandu Internet
Herlina
Siwi Widiana, Sofia Retnowati, Rahma Hidayat Kontrol Diri dan Kecenderungan
Kecanduan Internet
http://library.binus.ac.id
Anonymous Bab 2 Landasan Teori
http://repository.usu.ac.id Landasan
Teori
http://www.apjii.or.id
[1] ^ Jean Morrissey; Jenm; Brian Keogh; Louise Doyle (2008). Psychiatric Mental
Health Nursing. Dekker. p. 289. ISBN 9780717144594.
[2]
Rose Pike,”Log on, Tune In, Drop Out, “http://www.abcNews.com
[3]
Kimberly S.Young dan Robert C. Rodgers, dari jurnal Heman Elia Kecanduan
Berinternet dan Prinsip-Prinsip Untuk Menolong Pecandu Internet
No comments:
Post a Comment